Kamis, 18 April 2013

Kedatangannya seringkali mengumbar sumpah serapah dari jutaan makhluk berlabel manusia di muka bumi ini. Pun demikian bila ia tak muncul dalam beberapa waktu. Akan tetap terlontar hujatan dan cacian itu. Benar-benar membuat hatiku bergolak, membenci sikap rendah tak bermartabat seperti itu. Sikap tak bersyukur dan hanya bisa mengeluh, mengeluh, sekali lagi, mengeluh..!!!
Tak demikian denganku. Bagiku tetesannya bagai milyaran hadiah yang turun dari langit, hadiah Tuhan untukku. Menjadi teman saat seluruh bayang menjauh dan tak mampu lagi kusentuh. Entah dari mana awalnya, aku pun tak lagi tau. Tiba-tiba saja aku mulai menyukainya, mencintainya dan merasakan betapa kehadirannya adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan untuk umat-Nya. Tentu saja umat-Nya yang masih bisa bersyukur. Dan aku ingin menjadi satu diantara sekian banyak dari mereka.
Ketika kebahagiaan datang, hujan akan ikut bergembira bersamaku. Satu..Dua..Tiga..dan semakin banyak tetesannya yang hadir. Hanya dengan menggenggamnya, aku merasakan kebahagian itu bertambah lebih banyak lagi. Tak jarang aku berlari menyongsongnya. Berdiri dibawah siramannya, lama. Tetesannya yang membasahi tak membuatku berlari menjauh. Aku hanya akan diam, menikmatinya dan menengadahkan wajahku pada langit, mengucapkan terimakasih pada Sang Khalik. 

Ketika aku kehilangan. Kehilangan seseorang yang begitu berharga untukku. Hujan sekali lagi datang menawarkan dekapannya. Aku luruh bersamanya. Bagaimana tidak. Dengannya aku bisa menangis sekeras yang ku mau. Meneriakkan amarah, kekecewaan dan rasa sakit tanpa ada seorangpun yang mendengarku. Hanya aku dan dia, hanya aku dan hujan. Saat tak ingin kerapuhanku terbaca oleh banyak mata, aku hanya perlu menunggu kedatangannya. Tak kusadari, begitu banyak aku terselamatkan olehnya.
Semua itu membuatku tak pernah membencinya. Sesering dan sebanyak apapun ia datang. Aku akan tetap mencintainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar